Saturday, October 24, 2015

# Daily Life

September 2015

Hai blog, long time no see... lama sekali tidak menulis karena banyak hal yang membuat menunda dalam menulis hehehe kali ini saya mau berbagi cerita mengenai beberapa bulan kemarin..

Beberapa bulan terakhir di tahun ini menjadi bulan yang terasa paling berat bagi saya.. Terasa menguras tenaga, hati dan pikiran. Nggak pernah terbayangkan sebelumnya kalau di hampir penghujung tahun mendapatkan cobaan yang cukup berat, dan khususnya bagi saya dan keluarga  ini adalah pertama kalinya kami mengalami hal seperti ini, hal itu adalah mendapati papa sakit cukup parah dan sampai harus dua kali masuk rumah sakit serta bolak-balik rumah sakit untuk check up segala macam. Kenapa terasa begitu berat? Karena ini adalah hal pertama dan belum lagi ini adalah orang tua yang sakit, ada ketakutan yang besar dan rasa sedih yang mendalam, jika kata orang ini berlebihan, saya tidak berbohong bahwa saya merasa sedih dan cemas, ditengah kegiatan yang sedang padat di kampus tiba-tiba sore hari adik saya menelfon dan memberi kabar bahwa papa masuk IGD, badan gemetar dan langsung nangis saat itu juga. Dikerubunin teman-teman yang nanya saya kenapa dan ada apa, saya nggak bisa jawab, cuma bisa nangis. Memang sebelumnya papa sudah sakit, satu minggu sebelum kejadian, beliau sempat mimisan dan pendarahan yang keluar nggak hanya dari hidung tapi juga dari mulutnya.. dan darah yang keluar banyak banget, darah segar yang nggak hanya cair tapi juga menggumpal, sempat seminggu masuk kerja lagi dan saat kejadian papa masuk IGD, papa lagi di tempat kerjanya.. Allahuakbar, gimana nggak sedih dengernya, sepanjang jalan menuju rumah sakit berusaha menahan air mata sambil sesegukan. Jadi pas mimisan yang pertama itu beberapa hari kemudian sempat periksa ke dokter umum dan katanya sakitnya itu sinusitis, niat awalnya waktu hari kejadian itu adalah harinya beliau kontrol ke dokter seharusnya, namun kenyataan berkata lain.

Sampai di rumah sakit lihat papa udah dalam kondisi berbaring dengan baju yang berlumuran darah dimana-mana, udah dipasang perban yang tebal dimasukan ke hidungnya dan pakai oksigen serta infus. Ya Allah nggak tahan, nggak tega lihatnya.. pas diceritain temennya papa, ternyata ketika lagi istirahat dan lagi duduk papa tiba-tiba pendarahan dan itu banyak banget keluar darahnya, katanya kalo dikumpulin bisa hampir setengah ember. Ya Allah ya Rabb.. sedih dengernya lemes banget. Dari situ nunggu sampe masuk dibawa ke ruangan itu lumayan lama karena nunggu tekanan darahnya normal dulu, dan disitu kondisi mama belum tahu kalo papa masuk rumah sakit karena katanya jangan dulu dikasih tahu takut kaget dan ribet katanya. Singkat cerita dibawalah papa ke ruangan dan mama dateng karena harus dikasih tahu, dari situ papa dirawat satu minggu dan kemudian diperbolehkan pulang. Dan lagi... dua hari atau tiga hari selama di rumah setelah pulang dari rumah sakit yang niatnya besok harinya mau kontrol lagi ke rumah sakit eh ternyata kenyataan lagi-lagi berkata lain, tengah malam jam setengah 1 papa pendarahan lagi banyak, sampe ditampung di tempat kayak baskom, keluar dari hidung dan mulutnya, lemes banget lihatnya, muntah-muntahan terus sampai wajahnya pucat. Bergegaslah mama papa dan ade pergi cari kendaraan yang bisa di carter dan pergilah ke ICU rumah sakit yang sama, saya ditinggal disuruh jaga rumah, niatnya mau tidur sendiri di rumah karena mikirnya deket ke pagi-pagi jadi nggak terlalu takut, tapi ternyata gagal juga untuk tidur sendiri di rumah, dari hari pertama papa masuk rumah sakit saya nggak berani tidur di rumah sendiri jadi saya menginap setiap malam di rumah tante dan pulang setiap paginya. Singkat cerita papa dirawat lagi selama satu minggu dan selama itu pendarahannya berhenti, dari rumah sakit yang ini papa dirujuk ke rumah sakit hasan sadikin untuk tindakan lebih lanjut karena di rumah sakit sebelumnya yang dekat rumah memang fasilitasnya kurang lengkap.

Sepulangnya dari rumah sakit yang kedua kalinya, ternyata ketahuan penyebab mimisan adalah setiap badan papa merasa panas entah panas yang dimaksud itu demam atau kegerahan tapi nampaknya kegerahan karena keringatnya mengucur terus, sampai harus sering di kompres handuk dingin dan tidur dengan bantal yang dialaskan handuk dingin. Setiap malam papa nggak pernah tidur nyenyak, selalu tiba-tiba terbangun tengah malam yang membuat saya dan mama cemas kalau jagain papa, harus selalu disediakan es batu juga untuk kompres hidungnya, minum beberapa botol dan handuk yang selalu dingin.

Satu minggu setelah pulang dari rumah sakit kedua kalinya, berencana untuk pergi ke rumah sakit hasan sadikin dimulai dengan adik dan tante yang pergi duluan sedari subuh untuk mengantri, pergilah kami dan sampailah di rumah sakit yang lagi-lagi kami baru pertama kali ada disana, bukan seperti rumah sakit, seperti mall, bahkan keramaiannya tidak jauh dengan pvj di saat weekend, antri sedari subuh baru selesai sore hari dan itu belum mendapat tindakan, baru di check up ulang dari awal semuanya dan prosesnya benar-benar lama, terhitung hampir satu bulan hanya untuk periksa dari mulai cek darah, ct scan, ronsen dan lainnya. Lagi-lagi untuk ketiga kalinya ketika berncana untuk kontrol ke hasan sadikin, pagi harinya papa pendarahan lagi dan berencana untuk langsung dibawa ke IGD rumah sakit hasan sadikin, namun ketika disana dianggap penyakit yang tidak berbahaya sehingga tidak harus mendapatkan perawatan medis, speechless, bagi kami sekeluarga ini rasanya bahaya, tapi ya tentu saja medis lebih paham..

Singkat cerita, satu bulan lebih bolak-balik rumah sakit hasan sadikin dari diagnosis awal yang katanya tumor dan ternyata pada akhirnya papa hanya di diagnosa sakit polip yang nggak terlalu parah tapi tetep harus diangkat biar nggak ganggu pernafasannya.. dan dari segala proses itu ternyata operasi papa harus di undur jadi tanggal 1 Desember karena waiting list operasi katanya didahulukan yang lebih gawat.. setidaknya sampai detik ini kondisi papa sudah membaik dan sudah kembali beraktivitas seperti sedia kala walaupun sakitnya tidak bisa dinyatakan 100% sembuh sampai polipnya diangkat tapi kami sekeluarga bersyukur papa bisa diberikan kesehatan kembali, berkat semua doa yang diberikan untuk papa dan juga tentunya kehendak dari Allah SWT. Nggak perlu lagi lihat papa melamun dan terbangun di malam hari, nggak perlu lagi lihat papa terbaring nggak berdaya, semuanya perlahan kembali seperti sedia kala.

Yang juga membuat chaos adalah saat papa harus bolak-balik rumah sakit, saat itu juga saya punya tanggung jawab sebagai koor divisi di acara ospek di kampus, beberapa kali saya izin tidak mengikuti kegiatan dan meninggalkan staff-staff saya menjalankan tugas tanpa saya, melewatkan beberapa rapat dan juga kegiatan. Fokus dan pikiran yang menjadi bercabang, subuh-subuh masih gelap sudah harus ke kampus dan malamnya menengok papa, belum lagi kegiatan himpunan juga yang sempat terbengkalai, jarang ke kampus karena harus dirumah gantian jagain papa.. terasa berat karena dengan badan yang cuma satu, pikiran yang cuma satu, lalu kemudian fokusnya harus terbagi untuk banyak hal berat. Dan alhamdulillah hari-hari berat itu perlahan kembali menuju titik terang. Mungkin ujian kemarin diberikan pada kami untuk naik kelas.

Alhamdulillah, terimakasih ya Allah untuk segalanya. Engkau yang memberikan segala penyakit dan engkau pula yang memiliki kehendak untuk mengangkatnya kembali. Berikanlah kami kesehatan agar kami senantiasa dapat berkumpul bersama. Amin ya Allah ya Rabbal Alamin..

No comments:

Post a Comment